NAMA : 1.
Fitria
2. Nur Hasanah
3. Pusvita Achmaniar
MINGGU
2
BISNIS
DAN ETIKA
Etika berasal dari kata Yunani
‘Ethos’ (jamak – ta etha), berarti adat istiadat. Etika berkaitan dengan
kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu
masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan
hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang
ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain.
Moralitas berasal dari kata
Latin Mos (jamak – Mores) berarti adat istiadat atau kebiasaan.Pengertian
harfiah dari etika dan moralitas, sama-sama berarti sistem nilai tentang
bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah
diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud
dalam pola perilaku yang ajek dan terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana
laiknya sebuah kebiasaan.Etika sebagai filsafat moral tidak langsung memberi
perintah konkret sebagai pegangan siap pakai.
Etika bisnis merupakan cara
untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan
dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang
saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip
bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja
unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika
sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi
standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya
sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral
yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Tiga pendekatan dasar dalam
merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
- Utilitarian
Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh
karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang
dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang
tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
- Individual
Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya
memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah
laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan
terjadi benturan dengan hak orang lain.
- Justice
Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara
perseorangan ataupun secara kelompok.
Etika bisnis yang harus dipahami
dan dilakukan para profesional, antara lain:
Dalam situasi berbisnis, mitra
sebaiknya menyebutkan nama lengkap saat berkenalan. Namun jika namanya terlalu
panjang atau sulit diucapkan, akan lebih baik jika sedikit menyingkat.
- Berdirilah
saat memperkenalkan diri
Berdiri saat mengenalkan diri
akan menegaskan kehadiran mitra. Jika kondisinya tidak memungkinkan untuk
berdiri, setidaknya mundurkan kursi, dan sedikit membungkuk agar orang lain
menilai positif kesopanan motra.
- Ucapkan
terima kasih secukupnya
Dalam percakapan bisnis dengan
siapapun, bos atau mitra perusahaan, hanya perlu mengucapkan terima kasih satu
atau dua kali. Jika mengatakannya berlebihan, orang lain akan memandang kalau
mitranya sangat memerlukannya dan sangat perlu bantuan.
- Kirim
ucapan terima kasih lewat email setelah pertemuan bisnis
Setelah mitra menyelesaikan
pertemuan bisnis, kirimkan ucapan terima kasih secara terpisah ke email pribadi
rekan bisnis Anda. Pengiriman lewat email sangat disarankan, mengingat waktu
tibanya akan lebih cepat.
- Jangan
duduk sambil menyilang kaki
Tak hanya wanita, pria pun
senang menyilangkan kakinya saat duduk. Namun dalam kondisi kerja, posisi duduk
seperti ini cenderung tidak sopan. Selain itu, posisi duduk seperti ini dapat
berdampak negatif pada kesehatan.
- Tuan
rumah yang harus membayar
Jika mengundang rekan bisnis
untuk makan di luar, maka sang mitralah yang harus membayar tagihan. Jika sang
mitra seorang perempuan, sementara rekan bisnis atau klien, laki-laki, ia tetap
harus menolaknya. Dengan mengatakan bahwa perusahaan yang membayarnya, bukan uang
pribadi.
1.
Mitos Bisnis Amoral
Mitos bisnis amoral mengungkapkan
suatu keyakinan bahwa antara bisnis dan moralitas atau etika tidak ada hubungan
sama sekali. Bisnis tidak punya sangkut paut dengan etika dan moralitas.
Keduanya adalah dua bidang yang terpisah satu sama lain. Etika justru
bertenatangan dengan bisnis yang ketat, maka orang bisnis tiak perlu
memperhatikan imbauan-imbauan, norma-norma dan nilai-nilai moral.
Bisnis memang sering
diibaratkan dengan judi bahkan sudah dianggap sebagai semacam judi atau
permainan penuh persaingan yang ketat. Tidak sepenuhnya benar bahwa sebagai
sebuah permainan (judi ) Harus dibedakan antara legalitas dan moralitas. Etika
harus dibedakan dari ilmu empiris.
Pemberitaan, surat pembaca,
dan berbagai aksi protes yang terjadi dimana-mana untuk mengecam berbagai
pelanggaran dalam kegiatan bisnis, atau mengecam kegiatan bisnis yang tidak
baik, menunjukkan bahwa masih banyak orang dan kelompok masyarakat menghendaki
agar bisnis dijalankan secara baik dan tetap mengindahkan norma-norma moral.
2.
Keutamaannya Etika Bisnis
- Dalam bisnis modern, para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang
profesional di bidangnya. Perusahaan yang unggul bukan hanya memiliki kinerja
dalam bisnis,manajerial dan finansial yang baik akan tetapi juga kinerja etis
dan etos bisnis yang baik.
- Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat,maka konsumen benar-benar raja
Kepercayaan konsumen dijaga dengan memperlihatkan citra bisnis yang baik dan
etis.
- Dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang menjamin kepentingan
dan hak bagi semua pihak, maka perusahaan harus menjalankan bisnisnya dengan
baik dan etis
3.
Sasaran dan Lingkup Etika Bisnis
- Yang pertama etika bisnis
mengimbau pelaku bisnis agar menjalankan bisnisnya secara baik dan etis.
Bisnis yang baik dan etis akan mempengaruhi keberhasilan usaha dalam
jangka panjang, Dan berfungsi menggugah kesadaran moral para pelaku bisnis
untuk berbisnis secara baik dan etis demi nilai-nilai luhur tertentu dan
demi kepentingan bisnisnya sendiri. Etika bisnis dalam lingkupnya yang
pertama ini tidak hanya menyangkut perilaku dan organisasi perusahaan
secara internal melainkan juga menyangkut secara eksternal.
- Yang kedua ialah untuk
menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh atau karyawan dan
masyarakat luas akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar
oleh praktek bisnis siapapun juga. Pada tingkat ini berfungsi untuk
menjaga hak hak masing masing dan kewajiban masing masing agar tidak
terdapat kecurangan kecurangan yang berfungsi untuk mengambil hak dan
kewajiban setiap orang yang bersifat merugikan orang tersebut, disini
dituntut harus mengutamakan keadilan dalam setiap bisnis yang dilaukan
oleh para pelaku pelaku bisnis.
- Yang ketiga ialah etika bisnis
juga berbicara mengenai system ekonomi yang sangat etis atau tidaknya
suatu praktek bisnis. Pada tingkatan ini etika bisnis berbicara tentang
oligopoly,monopoli,kolusi dan praktek semacamnya yang akan merugikan dan
mempengaruhi suatu ekonomi di suatu Negara. Disini diperlukan pentingnya
legal-politis bagi praktek yang baik, yaitu sangat pentingnya hukum dan
aturan bisnis serta pera pemerintah yang efektif menjamin keberlakuan
aturan bisnis tersebut secara jelas dan konsekuen tanpa pandang bulu
4.
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis
Pada dasarnya, setiap pelaksanaan bisnis seyogyanya harus
menyelaraskan proses bisnis tersebut dengan etika bisnis yang telah disepakati
secara umum dalam lingkungan tersebut. Sebenarnya terdapat beberapa prinsip etika
bisnis yang dapat dijadikan pedoman bagi setiap bentuk usaha.
Prinsip-prinsip yang berlaku dalam
etika bisnis adalah implementasi dari prinsip etika yaitu sebagai berikut:
- Prinsip
Otonomi
Orang
bisnis yang otonom sadar terhadap apa yang menjadi kewajibannya dalam dunia
bisnis. Ia sadar bahwa norma dan nilai moral tidak dengan begitu saja diikuti,
namun juga melakukan sesuatu karena tahu dan sadar bahwa hal itu baik. Semuanya
telah dipikirkan dan dipertimbangkan secara mendalam. Dalam kaitan ini salah
satu contoh adalah perusahaan yang memiliki kewajiban terhadap para pelanggan,
diantaranya adalah:
- Memberikan produk dan jasa
dengan kualitas yang terbaik dan sesuai dengan tuntutan mereka
- Memperlakukan pelanggan secara
adil dalam semua transaksi, termasuk pelayanan yang tinggi dan memperbaiki
ketidakpuasan mereka
- Membuat setiap usaha menjamin
adanya kesehatan dan keselamatan pelanggan, demikian juga kualitas
lingkungan mereka, akan dijaga kelangsungannya dan ditingkatkan terhadap
produk dan jasa perusahaan
- Perusahaan harus menghormati
martabat manusia dalam menawarkan, memasarkan, dan mengiklankan produk.
Untuk
bertindak otonom, diandaikan ada kebebasan untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan keputusan yang menurutnya terbaik. karena kebebasan
adalah unsur hakiki dari prinsip otonomi ini. Dalam etika, kebebasan adalah
prasyarat utama untuk bertindak secara etis, walaupun kebebasan belum menjamin
bahwa seseorang bertindak secara otonom dan etis. Unsur lainnya dari prinsip otonomi
adalah tanggungjawab, karena selain sadar akan kewajibannya dan bebas dalam
mengambil keputusan dan tindakan berdasarkan apa yang dianggap baik, otonom
juga harus bisa mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakannya (disinilah
letak adanya pertimbangan moral). Kesediaan bertanggungjawab merupakan ciri
khas dari makhluk bermoral, dan tanggungjawab disini adalah tanggung jawab pada
diri kita sendiri dan juga tentunya pada stakeholder.
- Prinsip
Kejujuran
Bisnis
tidak akan bertahan lama jika tanpa kejujuran, karena kejujuran merupakan modal
utama untuk memperoleh kepercayaan dari mitra bisnis, baik berupa kepercayaan
komersial, material, maupun moral. Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan
kebenaran. Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang berkaitan dengan
kejujuran:
- Kejujuran relevan dalam
pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Pelaku bisnis disini
secara apriori saling percaya satu sama lain, bahwa masing-masing
pihak jujur melaksanakan janjinya. Karena jika salah satu pihak melanggar,
maka tidak mungkin lagi pihak yang dicuranginya mau bekerjasama lagi, dan
pihak pengusaha lainnya akan tahu dan tentunya malas berbisnis dengan
pihak yang bertindak curang tersebut.
- Kejujuran relevan dengan
penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga yang baik. Kepercayaan
konsumen adalah prinsip pokok dalam berbisnis. Karena jika ada konsumen
yang merasa tertipu, tentunya hal tersebut akan menyebar dan menyebabkan
konsumen beralih ke produk lain.
- Kejujuran relevan dalam
hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan yaitu
antara pemberi kerja
dan pekerja, dan berkaitan dengan kepercayaan. Perusahaan akan
hancur jika kejujuran karyawan ataupun atasannya tidak terjaga.
- Prinsip
Keadilan
Prinsip
ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan
yang adil dan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Keadilan berarti tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya. Salah
satu teori mengenai keadilan yang dikemukakan oleh Aristoteles adalah:
- Keadilan legal. Ini menyangkut
hubungan antara individu atau kelompok masyarakat dengan negara.
Semua pihak dijamin untuk mendapat perlakuan yang sama sesuai dengan
hukum yang berlaku. Secara khusus dalam bidang bisnis, keadilan legal
menuntut agar Negara bersikap netral dalam memperlakukan semua
pelaku ekonomi, negara menjamin kegiatan bisnis yang sehat dan baik dengan
mengeluarkan aturan dan hukum bisnis yang berlaku secara sama bagi semua
pelaku bisnis.
- Keadilan komunitatif. Keadilan
ini mengatur hubungan yang adil antara orang yang satu dan yang lain.
Keadilan ini menyangkut hubungan vertikal antara negara dan warga negara,
dan hubungan horizontal antar warga negara. Dalam bisnis keadilan ini
berlaku sebagai kejadian tukar, yaitu menyangkut pertukaran yang fair
antara pihak-pihak yang terlibat.
- Keadilan distributif. Atau
disebut juga keadilan ekonomi, yaitu distribusi ekonomi yang merata atau
dianggap adil bagi semua warga negara. Dalam dunia bisnis keadilan
ini berkaitan dengan prinsip perlakuan yang sama sesuai dengan
aturan dan ketentuan dalam perusahaan yang juga adil dan baik.
- Prinsip
Saling Menguntungkan
Prinsip
ini menuntut agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama
lain. Dalam dunia bisnis, prinsip ini menuntut persaingan bisnis haruslah bisa
melahirkan suatu win-win situation.
- Prinsip Integritas Moral
Prinsip
ini menyarankan dalam berbisnis selayaknya dijalankan dengan tetap menjaga nama
baiknya dan nama baik perusahaan.
Selain
itu juga ada beberapa nilai – nilai etika bisnis yang dinilai
oleh Adiwarman Karim, Presiden Direktur Karim Business Consulting, seharusnya
jangan dilanggar, yaitu :
- Kejujuran: Banyak orang beranggapan bisnis merupakan
kegiatan tipu-menipu demi mendapat keuntungan. Ini jelas keliru.
Sesungguhnya kejujuran merupakan salah satu kunci keberhasilan berbisnis.
Bahkan, termasuk unsur penting untuk bertahan di tengah persaingan bisnis.
- Keadilan: Perlakukan setiap orang sesuai haknya. Misalnya,
berikan upah kepada karyawan sesuai standar serta jangan pelit memberi
bonus saat perusahaan mendapatkan keuntungan lebih. Terapkan juga keadilan
saat menentukan harga, misalnya dengan tidak mengambil untung yang
merugikan konsumen.
- Rendah Hati: Jangan lakukan bisnis dengan
kesombongan. Misalnya, dalam mempromosikan produk dengan cara berlebihan,
apalagi sampai menjatuhkan produk bersaing, entah melalui gambar maupun
tulisan. Pada akhirnya, konsumen memiliki kemampuan untuk melakukan
penilaian atas kredibilitas sebuah poduk/jasa. Apalagi, tidak sedikit
masyarakat yang percaya bahwa sesuatu yang terlihat atau terdengar terlalu
sempurna, pada kenyataannya justru sering kali terbukti buruk.
- Simpatik: Kelola emosi. Tampilkan wajah ramah dan simpatik.
Bukan hanya di depan klien atau konsumen anda, tetapi juga di hadapan
orang-orang yang mendukung bisnis anda, seperti karyawan, sekretaris dan
lain-lain.
- Kecerdasan: Diperlukan kecerdasan atau kepandaian untuk
menjalankan strategi bisnis sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
berlaku, sehingga menghasilkan keuntungan yang memadai. Dengan kecerdasan
pula seorang pebisnis mampu mewaspadai dan menghindari berbagai macam
bentuk kejahatan non-etis yang mungkin dilancarkan oleh lawan-lawan
bisnisnya.
5. Prinsip Utama Etika Bisnis
Dari kelima prinsip yang telah
dipaparkan di atas, prinsip keadilanlah yang merupakan prinsip yang paling
penting dalam berbisnis. Prinsip ini menjadi dasar dan jiwa dari semua aturan
bisnis, walaupun prinsip lainnya juga tidak akan terabaikan. Karena menurut
Adam Smith, dalam prinsip keadilan khususnya keadilan komutatif berupa no
harm, bahwa sampai tingkat tertentu, prinsip ini telah mengandung semua
prinsip etika bisnis lainnya. Karena orang yang jujur tidak akan merugikan
orang lain, orang yang mau saling menguntungkan dengan pibak lain, dan
bertanggungjawab untuk tidak merugikan orang lain tanpa alasan yang diterima
dan masuk akal.
6.
Etos Kerja
Etos kerja dapat diartikan sebagai konsep tentang
kerja yang diyakini seseorang atau sekelompok orang sebagai baik dan benar yang
diwujudkan melalui perilaku kerja. Etos kerja berhubungan dengan beberapa
hal, seperti:
- orientasi ke masa depan, yaitu segala sesuatu
direncanakan dengan baik, baik waktu, kondisi untuk ke depan agar lebih
baik dari kemarin
- menghargai waktu dengan adanya disiplin waktu
merupakan hal yang sangat penting guna efesien dan efektivitas bekerja
- tanggung jawab, yaitu memberikan asumsi bahwa
pekerjaan yang dilakukan merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan
ketekunan dan kesungguhan
- hemat dan sederhana, yaitu sesuatu yang berbeda
dengan hidup boros, sehingga bagaimana pengeluaran itu bermanfaat untuk
kedepan
- persaingan sehat, yaitu dengan memacu diri agar
pekerjaan yang dilakukan tidak mudah patah semangat dan menambah
kreativitas diri.
7. Realisasi Moral Bisnis
Tiga
pandangan yang dianut, yaitu :
1.
Norma etis berbeda antara satu tempat dengan tempat lain.
2.
Norma sendirilah yang paling benar dan tepat.
3.
Tidak ada norma moral yang perlu diikuti sama sekali.
8.
Pendekatan-Pendekatan Stockholder
- Kelompok Primer : yaitu
pemilik modal, saham, kreditor, karyawan, pemasok, konsumen, penyalur dan pesaing
atau rekanan.
- Kelompok Sekunder :yaitu pemerintah setempat, pemerintah asing, kelompok
social, media massa,kelompok
pendukung, dan masyarakat.
SUMBER: