Kamis, 03 April 2014

KARYA TULISAN

“PERAN PEMUDA DALAM  MEMBANGUN BANGSA “

PENDAHULUAN
     Wahai pemuda indonesia !!! tahukah anda ,seburan lumpur lapindo yang merenggut ratusan jiwa dan meredam jutaan harapan masa depan ? mendengarkah anda , dentuman gunung-gunung yang memuntahkan lahar dan menyebabkan ratusan rumah-rumah penduduk tertimbun oleh kesedihan dan penderitaan yang tiada berujung ? melihatkan anda tingginya ombak dengan bengisnya menggulung dan menelan ratusan kapal tanpa ampun didalamnya ,yang didalamnya terjebak ratusan jiwa meninggal tanpa ditemukan jasadnya ?. jika kita hendak berenung sejenak maka akan tampak bahwa kesemuanya itu adalah ungkapan dunia yang sudah tidak tahan melihat kezaliman para penguasa juga sebagai rasa ketidak sabaran menanti dan berharap akan muncul seorang pemuda yang kelak akan memimpin bangsa ini , memimpin dengan kebijaksanaan serta bertindak dengan berbajukan keikhlasan dan memutuskan suatu perkara berdasarkan ketaatan dan rasa takut kepada Tuhanya. Selalu menyerukan dan menuntun manusia , juga para generasi bangsa kepada jalan yang lurus.

PEMBAHASAN

A.    Urgensi Pemuda
     Apa yang tertera diatas merupakan ungkapan segelintir masyarakat yang mengungkapkan rasa rindu terhadap pemuda yang diinginkan bangsa, karena dari masa ke masa selalu menggambarkan karakter agent of change sekaligus iron stock . Peran pemuda sebagai agent of change telah dicatat dalam lembaran sejarah bangsa Indonesia sejak tahun 1982, 1945, 1996, dan terakhir 1998, yang berusaha merubah wajah Bangsa dan Negara Indonesia menuju kehidupan masa depan yang lebih baik . Menurut Menkes, pemuda perlu didorong untuk menggerakan dan memimpin masyarakat sekitarnya. Pemuda berperan sebagai motivator, komunikator, penggerak masyarakat, pelopor pembangunan kesehatan, kesejahteraan serta pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari masyarakat maupun yang bersifat keterampilan produktif bagi kaum muda sendiri.
A.    Peran Pemuda Dalam Pembangunan Bangsa
     Pemuda adalah tulang punggung suatu bangsa, memiliki semangat yang tinggi dan kemauan keras. Dalam suatu kesempatan Presiden Soeharto mengatakan, “ Wahai pemuda Indonesia, jadilah pelopor bukan pengekor”. Apa makna dari filosofis pernyataan tersebut? Barangkali jawabanya setelah tahun 1996 pemuda Indonesia tidak lagi menunjukan kemampuan untuk memperbaruhi dalam kehidupan kenegaraan kita , terutama upaya mengubah budaya politik bangsa ke arah yang lebih demokratis.
     Ir, Soekano mengatakan “ Berikan aku satu pemuda akan kuguncang Indonesia,dan berikan aku 10 pemuda akan kuguncangkan dunia”,itu menunjukan bahwa pemudalah yang dipercayai untuk dapat mendedikasikan dirinya untuk bangsa menjadi semakin lebih baik dan maju , namun perkataan yang dijunjung oleh presiden kita tersebut tidaklah berarti untuk pemuda saat ini .
B.     Peran Penting Generasi Muda dalam Pembangunan Bangsa
Secara normatif, dan sebagaimana telah hampir dapat diterima oleh umumnya kita sekalian, pembentukan karakter bangsa merupakan hal yang amat penting bagi generasi muda dan bahkan menentukan nasib bangsa di masa depan. Selanjutnya, kita juga telah sering mendengar bahwasanya generasi muda perlu memiliki mental kepribadian yang kuat, bersemangat, ulet, pantang menyerah, disiplin, inovatif dan bekerja keras, untuk dapat menjadikan bangsanya menjadi bangsa yang memiliki daya saing tinggi, sehingga dapat berada sejajar dengan bangsa bangsa lain. Namun pada kenyataannya, pernyataan di atas sering hanya sebatas pada retorika. Kondisi yang kita hadapi sekarang menunjukkan bahwa era globalisasi telah menempatkan generasi muda Indonesia pada posisi yang berada di tengah-tengah derasnya arus informasi yang sedemikian bebas, sejalan dengan kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi. Sebagai akibatnya, maka nilai-nilai asing secara disadari ataupun tidak disadari telah memberi pengaruh langsung maupun tidak langsung kepada generasi muda.Walaupun masih belum ada bukti empiris secara langsung bahwa nilai nilai asing tersebut seluruhnya memberikan dampak negatif bagi generasi muda, akan tetapi jika tidak dilakukan upaya antisipasi apapun, bukan tidak mungkin, di masa depan nanti, bangsa ini akan menjadi bangsa yang berpendirian lemah serta sangat mudah hanyut oleh hiruk-pikuknya dinamika globalisasi; dan pada akhirnya akan mudah dikendalikan oleh bangsa lain.
Gambaran umum, keadaan di atas akan memberikan pengaruh pada rasa kebangsaan (nasionalisme) di kalangan generasi muda. Meskipun belum nampak secara jelas, akan tetapi harus diakui bahwa saat ini telah mulai ada sendiri. Upaya strategis yang harus dilakukan oleh generasi muda dalam menghadapi hal tersebut adalah sebuah koordinasi gerakan revitalisasi kebangsaan yang diarahkan terutama pada penguatan ketahanan masyarakat dan bangsa terhadap segenap upaya nihilisasi dari pihak luar terhadap nilai-nilai budaya bangsa. Adapun generasi muda dalam melaksanakan koordinasi gerakan tersebut memiliki 3 (tiga) peran penting [6], yakni:
1) Sebagai pembangun-kembali karakter bangsa (character builder). Di tengah tengah derasnya arus globalisasi, kemudian ditambah dengan sejumlah erosi karakter positif bangsa sementara adanya gejala amplifikasi atau penguatan mentalitas negatif, seperti malas, koruptif dan sebagainya, maka peran generasi muda adalah membangun kembali karakter positif bangsa. Peran ini tentunya sangat berat, namun esensinya adalah adanya kemauan keras dan komitmen dari generasi muda untuk menjunjung nilai-nilai moral di atas kepentingan kepentingan sesaat sekaligus upaya kolektif untuk menginternalisasikannya pada kegiatan dan aktifitasnya sehari-hari.
2) Sebagai pemberdaya karakter (character enabler). Pembangunan kembali karakter bangsa tentunya tidak akan cukup, jika tidak dilakukan pemberdayaan secara terus menerus. Sehingga generasi muda juga dituntut untuk mengambil peran sebagai pemberdaya karakter atau character enabler. Bentuk praktisnya adalah kemauan dan hasrat yang kuat dari generasi muda untuk menjadi role model dari pengembangan karakter bangsa yang positif. Peran ini pun juga tidak kalah beratnya dengan peran yang pertama, karena selain kemauan kuat dan kesadaran kolektif dengan kohesivitas tinggi, masih dibutuhkan adanya kekuatan untuk terlibat dalam suatu ajang konflik etika dengan entitas lain di masyarakat maupun entitas asing.
3) Sebagai perekayasa karakter (character engineer) sejalan dengan perlunya adaptifitas daya saing untuk memperkuat ketahanan bangsa. Peran yang terakhir ini menuntut generasi muda untuk terus melakukan pembelajaran. Harus diakui bahwa pengembangan karakter positif bangsa, bagaimanapun juga, menuntut adanya modifikasi dan rekayasa yang tepat disesuaikan dengan perkembangan jaman. Sebagai contoh karakter pejuang dan patriotisme tentunya tidak harus diartikulasikan dalam konteks fisik, akan tetapi dapat dalam konteks lainnya yang bersifat non-fisik. Peran generasi muda dalam hal ini sangat diharapkan oleh bangsa, karena di tangan mereka-lah proses pembelajaran adaptif dapat berlangsung dalam kondisi yang paling produktif.
Hal yang berat bagi para generasi muda adalah untuk memainkan ketiga peran tersebut secara simultan dan interaktif. Memang masih diperlukan adanya peran pemerintah dan komponen bangsa lainnya dalam memfasilitasi aktualisasi peran tersebut oleh generasi muda. Namun demikian konsentrasi peran tetap pada generasi muda. Tanpa adanya peran aktif mereka dalam gerakan revitalisasi kebangsaan yang dimaksud di atas, maka bukan tidak mungkin penggerusan nilai-nilai budaya bangsa akan berjalan terus secara sistematis dan pada akhirnya bangsa ini akan semakin kehilangan integritas dan jati-dirinya.
Apabila tiap mahasiswa telah memiliki visi dan misi untuk membawa bangsa ini menjadi lebih maju maka diharapkan untuk tetap fokus, komitmen dan terus kerja keras dalam mengatasi segala bentuk keterpurukkann negri ini. Karena sesungguhnya bangsa ini menunggu kita sebagai regenerasi bangsa kedepannya dengan memiliki modal karakter yang kuat dan positif kita mampu menyelesaikan sedikit demi sedikit masalah yang ada, kerena semua realita yang telah terjadi di negri ini belum pasti harga mutlak dapat kita rubah dan dihindari. Penulis sendiri terinspirasi dalam kutipan dari sebuah novel karya Donny Dhirgantoro yang mengatakan :
“….Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu. Dan….sehabis itu yang kamu perlu….Cuma….”
“Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya,
tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya,
mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya,
leher yang akan lebih sering melihat ke atas “
“Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja….”
“Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya….”
“Serta mulut yang akan selalu berdoa….”
“Dan kamu akan selalu dikenang sebagai seorang yang masih punya mimpi dan keyakinan,bukan Cuma seonggok daging yang hanya punya nama. Kamu akan dikenang sebagai seorang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya, bukan seorang pemimpi saja, bukan orang biasa-biasa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah oleh keadaan. Tapi seorang yang selalu percaya akan keajaiban mimpi keajaiban cita-cita, dan keajaiban keyakinan manusia yang tak teralkulasikan sengan angka berapa pun….Dan kamu nggak perlu bukti apakah mimpi-mimpi itu akan terwujud nantinya karena kamu hanya harus mempercayainya…..”

KESIMPULAN

     Pembenahan, penyempurnaan, dan pembaharuan adalah kunci pembangunan moral sekaligus pemulihan moralitas pemuda. Kenapa pemuda? Karena di punggung para pemudalah letak moral dan kebangkitan suatu bangsa. Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan di atas sangat jelaslah bahwa perilaku  pemuda  lebih ditekankan kepada moral yang menjadi penentu akan kemana bangsa ini dapat diarahan. karena generasi muda masih berada dalam puncak produktifitasnya, juga karena generasi muda adalah komponen bangsa yang paling strategis posisinya dalam memainkan proses transformasi karakter dan tata nilai di tengah-tengah derasnya liberalisasi informasi era globalisasi untuk mencapai kemajuan di negri ini.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar