1. Manfaat
Rancangan Usulan Penelitian
Pengertian
penelitian mengandung 2 manfaat penelitian, yaitu: maanfaat teoritis dan manfaat
praktis.
a)
Manfaat
Teoritis
Penelitian yang
bertitik tolak dari meragukan suatu teori tertentu disebut penelitian
verikatif. Keraguan terhadap suatu teori, muncul jika teori yang bersangkut
tidak bisa lagi menjelaskan peristiwa-peristiwa aktual yang dihadapi. Pengujian
terhadap teori tersebut dilakukan melalui penelitian empiris, dan hasilnya bisa
menolak atau mengukuhkan, atau merevisi teori yang bersangkutan.
b)
Manfaat
Praktis
Pada sisi lain,
penelitian bermanfaat pula untuk memecahkan masalah-masalah praktis. Hampir
semua lembaga yang ada di masyarakat, baik lembaga pemerintahan maupun lembaga
swasta, menyadari manfaat ini dengan menempatkan penelitian dan pengembangan
sebagai bagian integral dalam organisasi mereka.
Kedua manfaat
penelitian tersebut merupakan syarat dilakukannya suatu penelitian, sebagaimana
dinyatakan dalam rancangan (desain) penelitian.
2. Bentuk
dan Isi Penelitian
Isi laporan terdiri atas tiga
bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.
1.Bagian Pendahuluan
a)Judul
b)Kata Pengantar
c)Daftar Isi
2.Bagian Isi
a)Pendahuluan
b)Bahan dan Metode
c)Hasil Kegiatan
d)Pembahasan
3.Bagian Penutup
a)Daftar Pustaka
b)Lampiran
Berikut ini adalah beberapa
langkah penulisan laporan ilmiah yang patut diperhatikan:
1.
Tuliskan
outline secara sederhana dengan mengatur topik-topik dalam urutan yang logis,
konsisten, dan sistematis.
2.
Kembangkan
outline tersebut dengan cara memberikan judul, subjudul, bagian, dan subbagian.
3.
Tuliskan
hal yang akan diuraikan pada setiap judul, subjudul, bagian, dan subbagian.
4.
Cantumkan
pada setiap judul, subjudul, bagian, dan subbagian beberapa tabel, grafik,
gambar, atau analisis statistik yang dapat melengkapi argumentasi dalam
bahasan.
5.
Penulisan
laporan mengacu pada outline yang sudah dilengkapi dengan tabel, grafik,
gambar, atau analisis statistik lain.
6.
Pada
awal menulis, jangan terlalu memperhatikan gaya bahasa yang digunakan karena
penulis harus langsung menuju sasaran untuk menyelesaikan draft pertama dari
laporan lengkap.
7.
Gaya
bahasa, sebaiknya, diperbaiki setelah draft pertama dari laporan lengkap
selesai ditulis, dengan memerhatikan:
a. konsistensi dan kesinambungan
materi
b.
menghilangkan
pengulangan makna kalimat agar kalimat menjadi jelas dan tulisan menjadi ringkas
dan memperhatikan cara penulisan rujukan
v
contoh
laporan ilmiah tentang lumut
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Lumut merupakan tumbuhan darat sejati,
walaupun masih menyukai tempat yang lembab dan basah. Lumut yang hidup di air
jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut (sphagnum sp.). Pada lumut, akar yang
sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekata dengan perantaraan Rhizoid (akar
semu), olehkaren aitu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan
ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus (Kormofita).Lumut mempunyai
klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang
hidup pada daun-daun disebut sebagai epifil.
Lumut merupakan tumbuhan kecil,
lembut. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya
menutupi batang liat yang tipis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor,
yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi
karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau
area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan
lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.Klasifikasi tradisional menggabungkan pula
lumut hati ke dalam Bryophyta.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Penulis membatasi laporan ini
seputar :
1.Tumbuhan Lumut
2.Perkembangan dan pertumbuhan
lumut
3.Pengaruh pemberian cahaya pada
tumbuhan lumut
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan laporan ini :
1.Untuk membuktikan perbedaan
kecepatan pertumbuhan tumbuhan lumut
2.Untuk menambah wawasan
pengetahuan tentang makhluk hidup.
3.Untuk mengetahui dan lebih
mengenal tentang tumbuhan lumut.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penulisan laporan
ini adalah :
1.Dapat menentukan habitat
tumbuhan lumut
2.Dapat mendeskripsikan proses
pertumbuhan tanaman lumut.
3.Dapat menganalisis masalah yang
terjadi pada proses pertumbuhan.
4.Dapat memahami keanekaragaman
hayati.
5.Dapat mengembangkan potensi
usaha dari kerajinan tumbuhan lumut.
1.5 METODE PENULISAN
Dalam pembuatan laporan ini
dilakukan dengan cara :
1.Metode observasi.
2.Membaca beberapa buku di
perpustakaan sekolah.
3.Mengumpulkan data dari
internet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 KAJIAN TEORI
Berdasarkan teori yang ada, beberapa jenis
lumut memiliki ruang lingkup kehidupan yang luas, namun beberapa hanya berada
pada habitat khusus. Secara umum lumut tidak dapat tumbuh pada habitat kering,
kebanyakan hidup pada tempat yang kelembabannya tinggi, dan teduh. Jika dikaji
secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa kebanyakan lumut memiliki range
ekologi yang agak sempit dan terbatas sehingga tumbuhan lumut mempunyai nilai
penting yang cukup besar sebagai indikator habitat tertentu. Faktor biotik yang
mempengaruhi kehidupan tumbuhan lumut adalah menyangkut masalah kompetisi
diantara tumbuhan lumut itu sendiri, baik untuk mendapatkan makanan maupun
untuk tempat hidupnya. Sedangkan faktor abiotiknya meliputi :
1.Faktor cahaya, Umumnya tumbuhan
normal membutuhkan 500 – 1300 lux intensitas cahaya. ( yang akan menjadi bahan
percobaan dengan menggunakan sinar matahari )
2.Faktor temperatur
3.Faktor Air
Intensitas penghisapan air tergantung pada
kandungan air tiap – tiap tumbuhan. Adaptasi tumbuhan lumut dalam pengambilan
air :Endohydric species, air yang diambil berasal dari substrat dan kemudian
dihantarkan secara internal ke organ daun atau permukaan evaporasi lainnya
(sifat permukaan dari tumbuhan adalah water rapellent/penolak). Umumnya hidup
pada substrat yang kaya nutrien, tempat basah, dan poreus (berpori). Contoh :
Polytricaceae, Mniaceae,Marchantiaceae, dsb.
Ektohydric species, Air mudah
diabsorbsi dan hilang melalui segala permukaan tubuh. Sifat karakteristiknya
adalah semua bagian tubuhnya dapat menghisap dan menyimpan air dari udara.
Contoh : Grimiaceae, Orthitricaceae, lumut hati berdaun, dsb.
1.2 RUMUSAN HIPOTESIS
Keberadaan tumbuhan lumut disuatu tempat
selalu dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan tersebut meliputi
faktor biotik dan abiotik. Tumbuhan lumut jarang ditemukan yang bersifat
individu, melainkan hidup berkelompok dan mempunyai bentuk – bentuk kehidupan
khusus. Tumbuhan lumut biasanya tumbuh ditempat yang lembab dan berair meskipun
begitu lumut juga masih membutuhkan suplai sinar matahari yang cukup, akan
tetapi tumbuhan lumut kurang bisa hidup didaerah yang panas dan gersang
ditambah lagi mendapat sinar matahari secara langsung, hal ini menyebabkan
tumbuhan lumut banyak dijumpai di pinggiran sungai, selokan, maupun pada
saluran pembuangan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1RANCANGAN
PENELITIAN
Rancangan penelitian adalah suatu hal yang
penting dalam suatu penelitian ilmiah, maka penulis menyusunnya sebagai berikut
:
Identifikasi variabel, yakni
faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu penelitian. Ada beberapa variabel
dalam suatu penelitian. Untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap
variabel lainnya. Pengamatan dilakukan terhadap variabel tersebut, dan mengukur
variabel yang di pengaruhinya. Sementara itu, variabel yang lain dibuat tetap (terkontrol) untuk mengisolir
fenomena yang dapat berpengaruh terhadap pengamatan tersebut. Ada pun
variabelnya sebagai berikut :
1.Variabel bebas, yaitu sinar
cahaya matahari
2.Variabel tak bebas, yaitu
morfologi tumbuhan lumut (pengukuran terhadap luas dari tumbuhan lumut pada
media objek)
3.Variabel terkontrol, yaitu luas
kayu, ember, serta volum air
4.Memilih peralatan yang sesuai
dengan penelitian.
Melakukan pengamatan akurat, dalam hal
ini adalah melakukan pengamatan terhadap semua objek dalam penelitian pada saat
melakukan penelitian terutama pada alat dan bahan agar tujuan dari penelitian
dapat dicapai. Pengamatan juga bertujuan untuk mencatat semua hal dan peristiwa
yang terjadi pada objek penelitian. Pengamatan dilakukan secara teliti dan
akurat dalam setiap fase penelitiannya.
3.2 INSTRUMEN ALAT DAN BAHAN
Adapun alat-alat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1.Ember
2.Gayung
3.Penggaris
4.Pisau
5.Kertas hvs dan alat tulis
Adapun bahan-bahan yang digunakan
dalam penelitian ini :
1.Kayu
2.Air
3.3 JADWAL DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
1)
Menyiapkan
alat-alat dan bahan untuk melakukan penelitian
2)
Menyiapkan
2 ember untuk 2 perlakuan, ember yang digunakan harus sama
Tiap-tiap
ember di isi air sebanyak 100 ml agar menjaga kelembaban (tinggi air pada ember
1 cm)
3)
Masukan
media pertumbuhan lumut berupa kayu pada kedua ember dengan ukuran :Ukuran Kayu
: 10 cm x 15 cm
4)
Letakan
kedua ember pada tempat yang berbeda :
5)
Ember
A : Diletakan di dekat sumur (tempat lembab) dengan pencahayaan cukup terang
6)
Ember
B : Diletakan di halaman depan rumah (panas) dengan pencahayaan sangat terang
7)
Setelah
beberapa hari lakukanlah pengamatan terhadap kedua ember tersebut, apakah pada
kedua ember tersebut sudah tumbuh lumut
8)
Lakukan
peninjauan setiap 3 hari sekali, dan
catat hasilnya : Apakah terdapat perbedaan pertumbuhan yang terjadi pada kedua
ember ?
9)
Olah
semua data yang telah terkumpul, kemudian buatlah grafik perbandingan
10) Tariklah suatu kesimpulan
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1
DESKRIPSI DATA
Penelitian ini berlangsung selama 21 hari,
dimulai dari tanggal 7 Agustus 2011 hingga tanggal 28 Agustus 2011. Dalam kurun
waktu tersebut telah terjadi berbagai proses
pertumbuhan yang berkaitan dengan penelitian ini dan kami pun berhasil
mengumpulkan data tersebut dan mengolahnya menjadi suatu laporan ilmiah.
4.2
PEMBAHASAN
Menganalisis data yang di peroleh dari
penelitian secara kualitatif, tempat yang lembab dan mendapat sinar matahari
yang cukup menyebabkan pertumbuhan lumut semakin cepat, sedangkan pada tempat yang panas dan kering pertumbuhan
lumut cenderung sedikit lambat, hal ini disebabkan karena lumut termaksuk kedalam
tumbuhan epifit yang kurang cocok hidup didaerah yang tandus.
Secara kuantitatif, Lumut adalah
sekelompok vegetasi kecil yang tumbuh pada tempat lembab atau perairan dan
biasanya tumbuh meluas menutupi permukaan,.setiap tempat yang bersuhu kurang 30
derajat dan lembab pasti mudah untuk di tumbuhi lumut.
Menjelaskan hasil dengan teori
yang ada teori menunjukkan, bahwa tumbuhnya lumut banyak di temukan di
tempat-tempat lembab atau basah karena sangat menunjang pertumbuhannya. Akan
tetapi lumut tidak dapat beradaptasi dengan baik di daerah kering dan panas.
Tumbuhan lumut mempunyai jenis + 25.000 species yang tesebar di seluruh
permukaan bumi mulai dari daerah tropic sampai kedaerah kutub utara.
Pada umumnya struktur tubuh
tumbuhan lumut mempunya ciri –ciri sebagai berikut :
1. Bentuk tubuhnya pipih
2. Bersel banyak
3. mempunyai dinding sel yang
tersusun dari selulosa
4. Melekat pada substartnya
5. Bersifat Aututrof
6. Bentuk akar seperti
benang-benang
7. Daunya terdiri atas selapis
sel yang mengandung klorofals berbentuk jala
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian di atas kita dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut :
Lumut ditemukan terutama di area
sedikit cahaya / ringan dan lembab. Lumut umum di area berpohon-pohon dan di
tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu, jalan di kota besar. Beberapa bentuk
mempunyai menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi ditemukannya. Beberapa jenis
dengan air, seperti Fontinalis antipyretica, dan Sphagnum tinggal / menghuni
rawa.
Tumbuhan lumut memiliki peran
dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya
yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.
Tumbuhan ini juga dikenal sebagai
tumbuhan perintis, mampu hidup di lingkungan yang kurang disukai tumbuhan pada
umumnya.
Perkembangan lumut secara singkat
berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil dan haploid, berkecambah menjadi
suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema. Protonema pada lumut ada
yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat kuncup-kuncup
yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumutnya.
Jadi secara garis besar hasil
penelitian sesuai dengan teori-teori yang sudah ada sebelumnya yang dikemukakan
oleh para ahli.
5.2 SARAN
Karena keterbatasan informasi dan pengetahuan tentang proses
pertumbuhan lumut ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman tentang pembuatan
laporan ilmiah, mengakibatkan terdapat sedikit kesulitan dalam pembuatan
laporan ilmiah ini. Tetapi karena keterbatasan itulah saya termotivasi untuk
menjadi lebih baik.
Maka dari itu saya berharap agar
dapat lebih memahami tentang pembuatan laporan ilmiah dan juga diharapkan agar
lebih sering diadakan pelatihan pembuatan laporan ilmiah, begitupun waktu yang
dibutuhkan agar lebih di perpanjang lagi sehingga dapat dihasilkan laporan
ilmiah yang lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Lumut
http://www.crayonpedia.org/mw/1._Lumut_10.1
http://www.google.co.id/tanya/thread?tid=73d1bc40b3926bbf
http://dinarardy.wordpress.com/tag/kehidupan-lumut/
http://id.wikipedia.org/wiki/Suhu
http://www.scribd.com/doc/52488644/Biologi
http://pinkzchocolate.blogspot.com/2011/02/laporan-praktikum-bocryp.html
bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor…/0013%20Bio%201-3b.html
ugeex.blogspot.com/2009/03/makalah-lumut.html
sumber :
http://kutukuliah.blogspot.com/2013/03/fungsi-manfaat-kegunaan-penelitian.html
http://kusikhsanto.wordpress.com/2010/04/14/laporan-ilmiah/
http://yudhaulia0106.blogspot.com/2012/11/laporan-ilmiah.html